Menjelang
implementasi kesepakatan integrasi ASEAN Economic Community (AEC) akhir
tahun 2015, lembaga perguruan tinggi memiliki posisi dan peran dalam
mempersiapkan mahasiswa sebagai sumber daya manusia yang tangguh. Dari
hal itu diperlukan suatu system pendidikan yang mampu melahirkan SDM
yang mampu bersaing, ungkap Dr. M. Fathorrazi, M.Si dekan Fakultas
Ekonomi Universitas Jember.
Menurut Dr. M. Fathorrazi, M.Si, ASEAN
Economic Community (AEC) yang akan diterapakan 2015 mendatang pada
dasarnya merupakan sebuah kesepakatan bersama para negara anggota ASEAN
untuk menjadi satu sehingga tidak hanya memikirkan masalah pribadi namun
juga masalah negara lain sesame ASEAN.
Dia mengemukakan ada 4 tema yang telah disepakati dan menjadi pilar penting dalam AEC. ASEAN sebagai single market and production base (aliran
bebas barang, bebas jasa, bebas investasi, bebas tenaga kerja terdidik,
dan bebas modal); ASEAN sebagai kawasan dengan daya saing tinggi (a highly competitive economic region); ASEAN sebagai kawasan dengan pengembangan ekonomi yang merata dengan elemen pengembangan UMKM (a region of equitable economic development); dan ASEAN sebagai kawasan terintegrasi (a region fully integrated in to the global economy). Pada empat pilar tersebut setiap Negara Anggota ASEAN harus memberikan kemudahan dalam implementasinya.
Dr. M. Fathorrazi, Msi juga
menyampaikan, pada dasarnya kualitas SDM yang ada di Indonesia
sebenarnya sudah mampu untuk menuju AEC. Hal itu dikarenakan dengan
memiliki jumlah penduduk terbesar di ASEAN Indonesia memiliki banyak
sekali SDM yang berpotensi besar. “Saya rasa SDM Indonesia mampu
menjawab tantangan AEC 2015 mendatang, maahasiswa kita tidak kalah dari
mereka seperti halnya mahasiswa Ekonomi yang tampil sebagai juara 1
dalam kompetisi tingkat ASEAN bidang bisnis plan,” ungkapnya.
Dia menambahkan mahasiswa Universitas
Jember yang merupakan bagian kecil dari Negara Indonesia sering kali
tampil sebagai juara dalam ajang kompetisi Internasional. Selain itu
beberapa dosen yang ada di Universitas Jember banyak yang diminta untuk
menjadi tenaga pengajar (dosen) dibeberapa Negara lain khususnya
Negara-negara anggota ASEAN. “Beberapa waktu lalu dosen kami (Fakultas
Ekonomi) diminta untuk mengajar di University of San Carlos Philipina
selama beberapa hari” imbuhnya.
Pada kesempatan yang berbeda Prof. Dr.
Ek. Moh. Saleh S.E., M.Sc Pembantu Rektor III yang membidangi
kemahasiswaan menuturkan, jika suatu negara ingin maju setidaknya harus
memiliki jumlah pengusaha sebesar 3 persen dari total jumlah penduduk.
Namun kenyataannya sampai akhir tahun 2013 jumlah pengusaha yang ada di
Indonesia belum mencapai angak 1 persen. “Suatu negara jika ingin maju
harus memiliki stidaknya 3 persen pengusaha namun Indonesia saat ini
masih dibawah 1 persen,” tutur Prof. Saleh.
Lebih jauh Prof. Saleh menambahkan,
selama ini Unej terus menggalakkan program pembinaan kepada mahasiswa
dalam berwirausaha. melalui program mahasiswa wirausaha yang
dikompetisikan setiap tahun, mahasiswa mendapatkan pendampingan dan
bantuan modal bergulir. Hal itu dilakukan dalam rangka untuk mencetak
generasi unggulan dalam bidang kewirausahaan maupun dibidang akademik.
“Kitas semua harus mempersiapkan diri menuju ASEAN Economic
Community, Karena mau tidak mau, suka tidak suka persaingan akan semakin
ketat, sehingga kita harus siap dan mempersiapkan para mahasiswa untuk
menciptakan lapangan kerja bukan sekedar menjadi pencari kerja,” pungkas
Prof saleh. Dari program mahasiswa wirausaha yang sudah berjalan, Unej
telah mampu melahirkan puluhan mahasiswa yang memiliki usaha diberbagai
sektor sejak masih duduk di bangku kuliah. (Mj)